Minggu, 05 Oktober 2008
Rabu, 23 Juli 2008
Sorong Selatan Guide | Papua Barat | Indonesia | Berita
Sorong Selatan Guide | Papua Barat | Indonesia | Berita
Sekitar 100 warga Sorong Selatan, Papua Barat, meminta Kejagung mengambil alih eksekusi eks Kapolres Sorong Selatan AKP Faisal Abdul Naser. Faisal merupakan terpidana kasus illegal logging yang divonis 1 tahun penjara.
Sayang hingga 4 bulan berlalu, Faisal belum juga dieksekusi. Warga menduga Kajari Sorong Selatan bermain mata dengan terpidana.
Mereka tiba di depan Gedung Kejagung, Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta, Senin (19/11/2007) pukul 11.00 WIB.
Mereka langsung berorasi dengan memasang dua spanduk besar di pagar Kejagung dan mengusung poster-poster. Spanduk dan poster itu, antara lain bertuliskan "Turunkan Kepala Kejaksaan Negeri Sorong Papua Barat segera", "Jangan ada dusta di antara kita, tanah Papua", "Maling di tanah Papua" dan "Kejaksaan Negeri Sorong Papua Barat berkolusi melindungi maling illegal logging".
Mereka juga membawa alat musik tifa dan gitar, serta menyanyikan lagu-lagu daerah asalnya sambil berjoget. Pamdal Kejagung pun ikut bergoyang. "Habis lagunya enak," ujar seorang Pamdal.
Menurut Amos Massey, wakil masyarakat Inanwatan Metemani, Kais Kokoda (Imeeko), kasus bermula dari tindakan Faisal yang melarikan kapal MV Africa yang memuat 45.144 meter kubik kayu jenis merbau hasil tebangan hutan hak ulayat masyarakat Imeeko.
Amos yang juga kepala suku Imeeko menuturkan, hingga saat ini hak mereka sebesar Rp 1.514.400.000 belum dibayar.
"Kami mendesak agar Kejagung mengambil alih pelaksanaan eksekusi dari Kejari Sorong, karena tidak mampu melaksanakan eksekusi terhadap terpidana Faisal Abdul Naser. Dalam waktu 4 bulan sejak Juli 2007 tidak ada tanda-tanda pelaksanaan eksekusi," tegas dia.
Amos juga mendesak agar Jaksa Agung Hendarman Supandji memberhentikan Kajari Sorong Djasman, karena tidak mampu melaksanakan eksekusi putusan MA atas kasus ini.
Masyarakat Imeeko juga meminta agar Kejagung memeriksa Kajari Sorong, karena terindikasi kuat berkolusi dengan terpidana, sehingga eksekusi tidak juga terlaksana.
Untuk menyalurkan aspirasi mereka, 5 perwakilan masyarakat Imeeko diterima staf Kejagung di lantai 6. Hingga pukul 11.30 WIB, pertemuan masih berlangsung.
sumber detik news
Sekitar 100 warga Sorong Selatan, Papua Barat, meminta Kejagung mengambil alih eksekusi eks Kapolres Sorong Selatan AKP Faisal Abdul Naser. Faisal merupakan terpidana kasus illegal logging yang divonis 1 tahun penjara.
Sayang hingga 4 bulan berlalu, Faisal belum juga dieksekusi. Warga menduga Kajari Sorong Selatan bermain mata dengan terpidana.
Mereka tiba di depan Gedung Kejagung, Jalan Sultan Hasanuddin, Jakarta, Senin (19/11/2007) pukul 11.00 WIB.
Mereka langsung berorasi dengan memasang dua spanduk besar di pagar Kejagung dan mengusung poster-poster. Spanduk dan poster itu, antara lain bertuliskan "Turunkan Kepala Kejaksaan Negeri Sorong Papua Barat segera", "Jangan ada dusta di antara kita, tanah Papua", "Maling di tanah Papua" dan "Kejaksaan Negeri Sorong Papua Barat berkolusi melindungi maling illegal logging".
Mereka juga membawa alat musik tifa dan gitar, serta menyanyikan lagu-lagu daerah asalnya sambil berjoget. Pamdal Kejagung pun ikut bergoyang. "Habis lagunya enak," ujar seorang Pamdal.
Menurut Amos Massey, wakil masyarakat Inanwatan Metemani, Kais Kokoda (Imeeko), kasus bermula dari tindakan Faisal yang melarikan kapal MV Africa yang memuat 45.144 meter kubik kayu jenis merbau hasil tebangan hutan hak ulayat masyarakat Imeeko.
Amos yang juga kepala suku Imeeko menuturkan, hingga saat ini hak mereka sebesar Rp 1.514.400.000 belum dibayar.
"Kami mendesak agar Kejagung mengambil alih pelaksanaan eksekusi dari Kejari Sorong, karena tidak mampu melaksanakan eksekusi terhadap terpidana Faisal Abdul Naser. Dalam waktu 4 bulan sejak Juli 2007 tidak ada tanda-tanda pelaksanaan eksekusi," tegas dia.
Amos juga mendesak agar Jaksa Agung Hendarman Supandji memberhentikan Kajari Sorong Djasman, karena tidak mampu melaksanakan eksekusi putusan MA atas kasus ini.
Masyarakat Imeeko juga meminta agar Kejagung memeriksa Kajari Sorong, karena terindikasi kuat berkolusi dengan terpidana, sehingga eksekusi tidak juga terlaksana.
Untuk menyalurkan aspirasi mereka, 5 perwakilan masyarakat Imeeko diterima staf Kejagung di lantai 6. Hingga pukul 11.30 WIB, pertemuan masih berlangsung.
sumber detik news
Minggu, 13 Juli 2008
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Riset
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Riset
Agenda pembangunan daerah di Kabupaten Sorong Selatan meliputi tiga agenda besar. Agenda ini tercantum dalam dokumen RPJMD tahun 2006-2011 Kabupaten Sorong Selatan.
Agenda pertama adalah mewujudkan Kabupaten Sorong Selatan yang maju dalam berbagai aspek pembangunan. Agenda ini diwujudkan melalui program pembangunan infrastuktur dasar, program peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan yang berkualitas, program peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, program pembangunan daerah pedesaan, program pembangunan pertanian serta program peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.
Agenda kedua adalah agenda untuk membangun Kabupaten Sorong Selatan menuju kemandirian. Agenda ini diwujudkan dalam beberapa program seperti program penciptaan tata pemerintahan yang bersih danberwibawa, program pengembangan dan pemberdayaan koperasi dan usaha kecil, mikro, dan menengah, program pengembangan industri kecil dan menengah, perdagangan, dan penanaman modal, program peningkatan pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup, serta program peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.
Agenda ketiga adalah mendorong pembangunan di Kabupaten Sorong Selatan yang lebih memiliki keseimbangan. Agenda ini diwujudkan dalam beberapa program seperti program pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah, perbaikan iklim ketenagakerjaan, peningkatan kualitas kehidupan beragama, pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur, serta program peningkatan keamanan danketertiban dan penanggulangan kriminalitas
Agenda pembangunan daerah di Kabupaten Sorong Selatan meliputi tiga agenda besar. Agenda ini tercantum dalam dokumen RPJMD tahun 2006-2011 Kabupaten Sorong Selatan.
Agenda pertama adalah mewujudkan Kabupaten Sorong Selatan yang maju dalam berbagai aspek pembangunan. Agenda ini diwujudkan melalui program pembangunan infrastuktur dasar, program peningkatan akses masyarakat terhadap fasilitas pendidikan yang berkualitas, program peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, program pembangunan daerah pedesaan, program pembangunan pertanian serta program peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.
Agenda kedua adalah agenda untuk membangun Kabupaten Sorong Selatan menuju kemandirian. Agenda ini diwujudkan dalam beberapa program seperti program penciptaan tata pemerintahan yang bersih danberwibawa, program pengembangan dan pemberdayaan koperasi dan usaha kecil, mikro, dan menengah, program pengembangan industri kecil dan menengah, perdagangan, dan penanaman modal, program peningkatan pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup, serta program peningkatan perlindungan dan kesejahteraan sosial.
Agenda ketiga adalah mendorong pembangunan di Kabupaten Sorong Selatan yang lebih memiliki keseimbangan. Agenda ini diwujudkan dalam beberapa program seperti program pengurangan ketimpangan pembangunan wilayah, perbaikan iklim ketenagakerjaan, peningkatan kualitas kehidupan beragama, pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai luhur, serta program peningkatan keamanan danketertiban dan penanggulangan kriminalitas
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Kependudukan
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Kependudukan
Kependudukan di Kabupaten Sorong Selatan tersebar di 14 distrik dengan kepadatan terbesar berada di distrik Teminabuan yang juga menjadi kota kabupaten. Berikut ini data lengkap persebaran penduduk di setiap distrik pada tahun 2005.
NO DISTRIK JUMLAH PENDUDUK
1 Inanwatan
3.970
2 Kokoda
7.242
3 Aifat Timur
1.952
4 Aifat
2.890
5 Aitinyo
4.092
6 Moswaren
1.752
7 Teminabuan
7.969
8 Ayamaru
9.395
9 Sawiat
3.049
10 Mare
1.762
11 Sais
1.899
12 Wayer
1.628
13 Seremuk
2.797
14 Ayamaru Utara
3.148
Total
50.545 jiwa
Kependudukan di Kabupaten Sorong Selatan tersebar di 14 distrik dengan kepadatan terbesar berada di distrik Teminabuan yang juga menjadi kota kabupaten. Berikut ini data lengkap persebaran penduduk di setiap distrik pada tahun 2005.
NO DISTRIK JUMLAH PENDUDUK
1 Inanwatan
3.970
2 Kokoda
7.242
3 Aifat Timur
1.952
4 Aifat
2.890
5 Aitinyo
4.092
6 Moswaren
1.752
7 Teminabuan
7.969
8 Ayamaru
9.395
9 Sawiat
3.049
10 Mare
1.762
11 Sais
1.899
12 Wayer
1.628
13 Seremuk
2.797
14 Ayamaru Utara
3.148
Total
50.545 jiwa
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Kehutanan
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Kehutanan
Luas hutan di Kabupaten Sorong Selatan ± 13.805 Km2 yang meliputi hutan lindung, hutan konservasi dan hutan produksi. Hutan-hutan tersebut tergolong dalam hutan tropis, yang kaya akan flora dan faunanya. Sementara hutan sagu yang ada luasnya mencapai ± 4.000 Km2, sampai saat ini hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari sebagai bahan pangan masyarakat, baru sebagian kecil yang sudah diolah dan dijual di pasar lokal. Sedangkan hasil hutan lainnya, sampai saat ini pun belum termanfaatkan secara maksimal.
Melihat potensi hutan tersebut yang begitu besar, maka sektor ini diharapkan menjadi sumber penerimaan terbesar bagi Kabupaten Sorong Selatan. Sebaran masing-masing potensi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kayu bulat; tersebar di distrik : Inanwatan, Kais, Kokoda, Wayer, Aitinyo, Aifat, Aifat Timur, dan Seremuk;
2) Sagu, tersebar di distrik : Inanwatan, Kais, Kokoda, Teminabuan, Seremuk, Wayer, Moswaren, Aitinyo ;
3) Rotan, Damar, Kayu Lawang; tersebar di Distrik : Aitinyo, Ayamaru Utara, Mare, Aifat, Aifat Timur, dan Sawiat;
4) Kayu Gaharu; tersebar di distrik : Aifat Timur, Aifat, Aitinyo, Ayamaru Timur, Mare dan Sawiat.
Luas hutan di Kabupaten Sorong Selatan ± 13.805 Km2 yang meliputi hutan lindung, hutan konservasi dan hutan produksi. Hutan-hutan tersebut tergolong dalam hutan tropis, yang kaya akan flora dan faunanya. Sementara hutan sagu yang ada luasnya mencapai ± 4.000 Km2, sampai saat ini hanya dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari sebagai bahan pangan masyarakat, baru sebagian kecil yang sudah diolah dan dijual di pasar lokal. Sedangkan hasil hutan lainnya, sampai saat ini pun belum termanfaatkan secara maksimal.
Melihat potensi hutan tersebut yang begitu besar, maka sektor ini diharapkan menjadi sumber penerimaan terbesar bagi Kabupaten Sorong Selatan. Sebaran masing-masing potensi tersebut adalah sebagai berikut :
1) Kayu bulat; tersebar di distrik : Inanwatan, Kais, Kokoda, Wayer, Aitinyo, Aifat, Aifat Timur, dan Seremuk;
2) Sagu, tersebar di distrik : Inanwatan, Kais, Kokoda, Teminabuan, Seremuk, Wayer, Moswaren, Aitinyo ;
3) Rotan, Damar, Kayu Lawang; tersebar di Distrik : Aitinyo, Ayamaru Utara, Mare, Aifat, Aifat Timur, dan Sawiat;
4) Kayu Gaharu; tersebar di distrik : Aifat Timur, Aifat, Aitinyo, Ayamaru Timur, Mare dan Sawiat.
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Pariwisata
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Pariwisata
Kabupaten Sorong Selatan memiliki potensi pariwisata alam yang patut dikunjungi karena keindahannya. Beberapa tempat yang dapat menjadi tujuan utama wisata antara lain panorama Danau Ayamaru dan Uter di Aitinyo yang begitu memesona, Kali Wensi di Ayamaru juga menawarkan pemandangan yang tak kalah indahnya. Distrik Teminabuan juga menawarkan berbagai pesona keindahan alam seperti Air Terjun Kohin, Hutan Wisata Bariat serta Kali Sembra. Begitu juga dengan wisata pemancingan yang terdapat di muara Waigo dan konda. Sorong Selatan juga memiliki objek wisata sejarah seperti Tugu Pendaratan Trikora yang terletak di Teminabuan. Sektor parwisata ini didukung dengan fasilitas yang akan menambah kenyamanan kunjungan wisatawan, yaitu dua buah hotel yang ada di Teminabuan serta 3 penginapan yang terdapat di distrik Teminabuan, Inanwatan, dan Ayamaru.
Kabupaten Sorong Selatan memiliki potensi pariwisata alam yang patut dikunjungi karena keindahannya. Beberapa tempat yang dapat menjadi tujuan utama wisata antara lain panorama Danau Ayamaru dan Uter di Aitinyo yang begitu memesona, Kali Wensi di Ayamaru juga menawarkan pemandangan yang tak kalah indahnya. Distrik Teminabuan juga menawarkan berbagai pesona keindahan alam seperti Air Terjun Kohin, Hutan Wisata Bariat serta Kali Sembra. Begitu juga dengan wisata pemancingan yang terdapat di muara Waigo dan konda. Sorong Selatan juga memiliki objek wisata sejarah seperti Tugu Pendaratan Trikora yang terletak di Teminabuan. Sektor parwisata ini didukung dengan fasilitas yang akan menambah kenyamanan kunjungan wisatawan, yaitu dua buah hotel yang ada di Teminabuan serta 3 penginapan yang terdapat di distrik Teminabuan, Inanwatan, dan Ayamaru.
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Perkebunan
Sorong Selatan Guide | papua Barat | Perkebunan
Komoditi perkebunan yang dikembangkan disalah satu provisi papua barat antara lain : kakau, kelapa dan kelapa sawit.
Adapun areal yang telah dimanfaatkan dan rencana pengembangannya yaitu :
1) Kakao; tersebar di Distrik : Teminabuan, Wayer, Ayamaru, Aitinyo, Moswaren;
2) Kelapa; tersebar di Distrik : Teminabuan, Wayer, Seremuk, Moswaren, Inanwatan, Kais;
3) Kelapa sawit; sampai saat ini belum dikembangkan, namun berdasarkan hasil survey bahwa kemungkinan pengembangan kelapa sawit tersebar di Distrik : Inanwatan, Teminabuan, Seremuk, dan Aitinyo.
Komoditi perkebunan yang dikembangkan disalah satu provisi papua barat antara lain : kakau, kelapa dan kelapa sawit.
Adapun areal yang telah dimanfaatkan dan rencana pengembangannya yaitu :
1) Kakao; tersebar di Distrik : Teminabuan, Wayer, Ayamaru, Aitinyo, Moswaren;
2) Kelapa; tersebar di Distrik : Teminabuan, Wayer, Seremuk, Moswaren, Inanwatan, Kais;
3) Kelapa sawit; sampai saat ini belum dikembangkan, namun berdasarkan hasil survey bahwa kemungkinan pengembangan kelapa sawit tersebar di Distrik : Inanwatan, Teminabuan, Seremuk, dan Aitinyo.
Langganan:
Postingan (Atom)